Debian adalah sistem operasi komputer yang tersusun dari paket-paket perangkat lunak yang dirilis sebagai perangkat lunak bebas dan terbuka dengan lisensi mayoritas GNU General Public License dan lisensi perangkat lunak bebas lainnya. Debian GNU/Linux memuat perkakas sistem operasi GNU dan kernel Linux merupakan distribusi Linux yang populer dan berpengaruh. Debian didistribusikan dengan akses ke repositori dengan ribuan paket perangkat lunak yang siap untuk instalasi dan digunakan. Debian dapat digunakan pada beragam perangkat keras, mulai dari komputer jinjing dan desktop hingga telepon dan server. Debian fokus pada kestabilan dan keamanan.
Sistem operasi Debian merupakan gabungan dari perangkat lunak yang dikembangkan dengan lisensi GNU, dan utamanya menggunakan kernel Linux, sehingga populer dengan nama Debian GNU/Linux. Sistem operasi Debian yang menggunakan kernel Linux merupakan salah satu distro Linux yang populer dengan kestabilannya. Dengan memperhitungkan distro berbasis Debian, seperti Ubuntu, Xubuntu, Knoppix, Mint, dan sebagainya, maka Debian merupakan distro Linux yang paling banyak digunakan di dunia
PERSIAPAN INSTALASI
Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan tutorial cara instalasi sistem operasi Debian 9. Tutorial ini menggunakan virtual machine VirtualBox untuk simulasi instal Debian 9 64bit. Adapun persiapan untuk melakukan instalasi adalah sebagai berikut :
- DVD image ISO Debian 9.3 64bit
- Komputer, PC/Laptop
- Network Adapter #1 Bridged Adapter
- Network Adapter #2 Host-only Adapter
- Host OS terhubung ke internet
- Software VirtualBox
- Buka terlebih dahulu aplikasi VirtualBox. Setelah terbuka, buat mesin virtual baru dengan klik tombol New atau bisa melalui menu Machine > New atau juga bisa menggunakan tombol kombinasi Ctrl + N. Akan muncul jendela baru, disini kamu diminta untuk mengisi nama mesin virtual yang akan dibuat serta type sistem operasi yang akan digunakan nantinya.
Setelah mengisi Nama dan type sistem operasi, klik Next untuk melanjutkan.
- Kemudian atur kapasitas RAM yang akan diberikan untuk mesin virtual. Untuk menginstal sistem operasi Debian 9, saya menggunakan kapasitas RAM sebesar 1024 MB. Klik Next untuk melanjutkan.
- Kamu diminta untuk membuat harddisk virtual. Kamu bisa menggunakan
harddisk virtual yang sudah ada, tetapi jika belum ada kamu bisa
membuatnya dengan memilih Create a virtual hard drive now. Kemudian klik Create.
- Masih tentang harddisk virtual, selanjutnya kamu diminta menentukan format virtual disk yang akan digunakan. Pilih saja VHD (VirtualBox Hard Disk) Kemudian klik Next untuk melanjutkan
- Selanjutnya pilih Dynamically Alocated, kemudian klik Next.
- Aturlah kapasitas harddisk yang akan diberikan untuk komputer virtual tersebut. Kemudian klik Create.
-
Disini telah dibuat mesin virtualnya, selanjutnya kita akan memasukan DVD image ISO Debian 9.3 64bit dan mengatur
network. Klik pada Mesin Virtual>Settings.
- Selanjutnya kita masuk ke menu Storage>klik Gambar CD bertuliskan Empty>lalu
klik Gambar Yang Ada Dipojok Kanan>lalu masukan debian-9.3.0-i386-DVD-1.iso
jika belum ada pilih Choose Virtual
Optical Disk File... dan cari lokasi atau partisi yang ada DVD debian
dilaptop atau PC anda.
- Selanjutnya kita ke menu Network untuk mensetting Network Adapter 1, dengan cara klik menu Network>pada Attached
to: pilih Bridged Adapter>pastikan Allow All di Promicuous Mode>dan Centang pada Cable Connected (untuk menghubungkan
dari server ke client pada saat cek koneksi ip address)>lalu klik OK
- Masih pada menu Network setting Network Adapter 2, dengan cara klik menu Network>pada Attached
to: pilih Host-only Adapter (untuk
mengkonfigurasi IP di LAN Virtual yang telah dibuatkan oleh VirtualBox)>pastikan Allow All di Promicuous Mode>dan Centang pada Cable Connected (untuk menghubungkan
dari server ke client pada saat cek koneksi ip address)>lalu klik OK
- Nah disini adalah tampilan pertama pada
saat instalasi disini saya akan menginstall debiannya versi CLI jadi pada saat
penginstalan tidak bisa pake mouse harus pake keyboard, kita pilih Install.
- Select a language, bahasa untuk proses instal, biarkan default tetap English, lalu Enter untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.
- Disini
kita menentukan lokasi pada saat kita instalasi atau konfigurasi nanti, karena
disini tidak ada negara Indonesia kita pilih Other dan tekan Enter.
- Pilih Asia, lalu tekan Enter
- Pilih Indonesia, lalu tekan Enter
- Configure locales biarkan default United States – en_US.UTF-8.
- Configure the keyboard, tetap pakai American English.
- Akan
muncul tampilan seperti ini kita pilih saja Continue
- Saat ini kita tidak perlu dulu mengatur
network jadi kita pilih Do not configure
the network at this time lalu
tekan Enter.
- Disini kita masukkan Hostname sesuai
dengan yang diinginkan (Hostname ini adalah nama komputer kita atau nama dari
sebuah komputer pada jaringan), lalu pilih Continue
- Masukkan password untuk user root, lalu pilih
Continue
- Disini
kita masukan password yang tadi untuk mengonfirmasi kembali, lalu pilih Continue .
- Isikan
nama lengkap untuk user baru lalu pilih Continue
- Isikan username untuk user baru dan
jangan samakan nama usernya dengan Hostname, lalu pilih Continue
- Masukan password untuk user baru yang
akan dibuat. Disarankan untuk menggunakan password yang berbeda dari user root,
lalu pilih Continue.
- Masukkan
kembali password untuk user baru sekali lagi, lalu pilih Continue.
- Pilih
lokasi tempat tinggal anda untuk menentukan konfigurasi waktu, lalu tekan Enter.
- Langkah selanjutnya adalah proses
partisi. Secara garis besar, ada dua metode atau cara membuat partisi yang umum
digunakan saat instalasi linux, yaitu manual dan otomatis. Jika kita
memilih otomatis, maka seluruh file yang ada di harddisk akan diformat, dan
selanjutnya akan dibuatkan partisi dengan jumlah dan besar yang ditentukan oleh
sistem. Namun jika memilih metode manual, kita akan bebas menentukan jumlah
partisi dan besar masing-masing partisi sesuai dengan kita butuhkan.
Sistem operasi linux memerlukan minimal dua partisi, yaitu swap dan root. Partisi swap berfungsi sebagai virtual memory, dalam artian partisi ini akan menjadi RAM tambahan bagi komputer. Partisi ini umumnya berukuran 2x (dua kali) ukuran RAM. Selanjutnya partisi root berfungsi untuk menyimpan seluruh file sistem milik sistem operasi linux. Dalam linux, partisi root disimbolkan dengan back slash (/). Sebenarnya untuk pemula, disarankan untuk membuat dua partisi saja, yaitu root (/) dan swap. Namun kita membutuhkan satu partisi opsional, yaitu /home yang berfungsi untuk menyimpan data data milik user.
Pilih Manual, karena disini saya akan membuat 3 partisi secara manual, yaitu root (/), swap, dan /home. Kemudian tekan Enter.
- Pilih SCSI1 (0,0,0) (sda).
- Create new empty partition table on this device? Pilih Yes.
- Setelah itu, pilih FREE SPACE. Lalu tekan Enter
- Kemudian akan muncul dialog baru, anda silahkan pilih Create new partition
- Masukkan ukuran partisi untuk swap,
karena RAM pada saat pembuatan mesin virtual 1024 MB maka dikalikan 2 sehingga
menjadi 2048 MB atau 2 GB. Lalu pilih Continue
- Kemudian untuk type nya kita pilih Logical. Lalu tekan Enter.
- Dan untuk posisinya pilih Beginning. Lalu tekan Enter.
- Setelah itu, pada Use as. Kita tekan Enter untuk menukarnya menjadi Swap area
- Lalu
pilih swap area.
- Sekarang kita sudah selesai membuat partisi untuk swap area. Anda bisa memilih Done setting up the new partition.
- Saat
ini sudah dibuat partisi swap,
selanjutnya membuat partisi root (/).
Kita pilih FREE SPACE lagi, kemudian tekan Enter.
- Pilih Create a new partition, lalu tekan Enter
- Tentukan partisi root nya, disini saya menggunakan sebesar 17 GB. Partisi ini nantinya akan digunakan sebagai tempat untuk meletakkan file-file sistem. Jadi file instalasi akan ditaruh disini nantinya. Kalau di Windows itu sama dengan partisi C. Lalu pilih Continue.
- Kemudian untuk type nya kita pilih Primary. Lalu tekan Enter.
- Dan untuk posisinya pilih Beginning. Lalu tekan Enter.
- Pada Mount point pastikan simbolnya / dan selanjutnya anda harus On kan dulu bootable flag nya. Caranya anda pilih bootable flag lalu tekan enter, maka dia akan berubah menjadi on. Setelah melakukan semuanya pilih Done setting up the partition enter, dan tekan Enter
- Kita sudah membuat dua partisi swap dan root (/), selanjutnya kita akan membuat partisi /home. Pilih FREE SPACE kemudian tekan Enter.
- Pilih Create a new partition, lalu tekan Enter
- Karena ini partisi terakhir Anda bisa menggunakan semua sisa yang tersedia untuk dijadikan partisi /home. Jadi ukuran partisinya adalah 13,2 GB, setelah selesai lalu tekan Enter.
- Pastikan Mount point nya sudah bersimbol /home, jika sudah pilih Done setting up the partition, lalu kemudian tekan Enter.
- Disini kita sudah membuat 3 partisi, yaitu swap, root (/), dan /home, selanjutnya pilih Finish partitioning and write changes to disk, lalu tekan Enter.
- Pada Write the changes to disks? Pilih Yes.
- Disini kita tunggu hingga proses instalasi sistem selesai.
- Pada Scan another CD or DVD?. Pilih No.
- Pada Use a network mirror?. Pilih No.

- Pada Participate in the package usage survey?. Pilih No.

- Kemudian kita pilih software yang ingin diinstall. Kalau Anda ingin menggunakan Debian yang GUI anda bisa memilih Debian Desktop Enviroment. Tapi kalau untuk server kita memakai yang berbasis text saja. Dan disini karena akan kita gunakan untuk server maka memilih yang standart system utilities saja. Kemudian kita hilangkan bintang yang sudah ditandai seperti dibawah ini dengan cara menekan spasi.
- Selanjutnya pilih standart system utilities. Cara memilihnya dengan menekan spasi dan hingga seperti ini kemudian setelah semua selesai pilih continue, lalu tekan Enter.
- Pada Install the GRUB boot loader to the master boot record?. Pilih Yes (GRUB boot loader berfungsi untuk memilih sistem yang akan kita gunakan saat pertama menghidupkan sistem)

- Pada Device for boot loader installation. Pilih /dev/sda kemudian tekan Enter
- Instalasi sistem operasi Debian 9 Server telah selesai. Lalu pilih Continue.
- Setelah selesai install dan restart, akan masuk ke GRUB boot loader.
- Masukkan username dan password. Bisa menggunakan user root atau user biasa yang sebelumnya telah dibuat pada saat install. Perhatikan bahwa password yang kita ketikan di keyboard tidak akan ditampilkan di layar. Untuk logout ketik exit, shutdown ketik poweroff dan restart ketik reboot. Shutdown dan restart hanya bisa dilakukan oleh user root. User biasa yang sudah login untuk menjadi root bisa dilakukan dengan menjalankan perintah su lalu masukkan password root.

Login Dengan Menggunakan User Biasa 
User Biasa Yang Sudah Login Untuk Menjadi Root Bisa Dilakukan Dengan Menjalankan Perintah su 
Login Langsung Dengan Menggunakan User Root
Sekian artikel tentang penjelasan instalasi sistem operasi Debian 9, semoga bisa bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung dan membaca di blog saya, dapatkan materi-materi tentang IT selanjutnya. Selamat Mencoba
























































0 Komentar